Produksi adalah kegiatan
yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pihak yang melakukan kegiatan produksi
bisa perorangan atau kelompok berbentuk badan atau lembaga perusahaan. Hasil produksi
dapat berupa barang-barang dan jasa-jasa. Barang-barang yang langsung dapat
memuaskan pemakai (konsumen) disebut barang konsumsi. Contohnya pakaian, makanan,
sepatu, dsb. Barang-barang yang sengaja diproduksi untuk barang-barang produksi
disebut barang-barang produksi. Misalnya mesin jahit, mesin disel, dan berbagai
bahan baku.
Empat factor produksi,
menurut pendapat John Jackson dan Campbell R. McConnell (1998), adalah: Land
(SDA), Capital (Modal), Labour (Tenaga Kerja), dan Entrepreneurial Ability
(Kewirausahaan).
Fungsi produksi merupakan
hubungan antara input yang berupa sumber daya perusahaan dengan output yang
berupa barang dan jasa.
1. Konsep
dasar kesejahteraan
Melalui teori pertumbuhan
berpandangan bahwa investasi termasuk di dalamnya penggunaan teknologi modern akan
menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, kesejahteraan ekonomi akan
meningkat dan kemiskinan dengan sendirinya akan hilang. Namun kesuksesan itu
tidak dicapai oleh beberapa bangsa.
Sejumlah ekonom Indonesia,
sebagai bangsa yang memiliki Negara sedang berkembang, terutama menurut
pendapat Sritua Arief (1990:51) yang menegaskan bahwa “salah satu elemen pokok
dalam strategi pembangunan ekonomi yang berorientasi kerakyatan adalah kemandirian dalam ekonomi”.
Dari peryataan tersebut,
jelas sekali bahwa konsep ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk
lebih mengedepankan masyarakat. Masyarakat diberdayakan (empowerment)
1.
penerapan
pendekatan kontekstual
Penerapan pendekatan
kontekstual bersinergi dengan strategi lain, diantaranya dengan CBSA,
pendekatan proses, life skills education, problem based learning, dan
cooperative-learning. Oleh sebab itu untuk menerapkan pembelajaran kontekstual bukan
merupakan proses pembelajaran yang baru karena sudah dilakukan oleh pendidik. Secara
garis besar, terdapat 7 (tujuh) langkah yang harus diperhatikan dalam penerapan
pendekatan kontekstual, sebagai berikut.
1) Pendekatan konstruktivisme,
yaitu pembelajaran yang menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif,
kreatif, dan produktif melalui proses pembelajaran yang bermakna.
2) Inquiry (menemukan), yaitu
kognitif dan psikomotor yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat
fakta dan konsep,tetapi hasil menemukan sendiri dengan observation,
questioning,hipotesis, data gathering, dan conclusion (penyimpulan).
3) Questioning . Kegiatan
bertanya mutlak diperlukan dalam pembelajaran untuk menggali informasi,
menginformasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek
yang belum diketahuinya. Kegiatan bertanya
dilakukan oleh siswadengan siswa atau siswa dengan guru.
4) Learning community (Masyarakat
Belajar) . Dalam kelas kontekstual, guru
diharapkan melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Hasil
belajar akan diperoleh dari sharing atau kerja sama antar teman atau antar
kelompok.
5) Modeling. Dalam pemodelan,
guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Kegiatan
pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, bermain peran, dan pemberian contoh
tentang konsep atau aktivitas belajar.
6) Reflection. Refleksi dilakukan
pada setiap akhir pembelajaran dengan membuat beberapa pernyataan sesuai dengan
pembelajaran yang dilaksanakan pada saat itu sehingga siswa memahami materi
yang telah dipelajari.
7) Authentic Assesment. Pengumpulan
berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa baik
penilaian proses maupun hasil. Penilaian otentik dapat dilakukan dengan
portofolio, unjuk kerja, jurnal, lembar
observasi, skala sikap, dan tes tertulis.
Demikian paparan yang dapat saya sampaikan agar kiranya dapat membantu anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar